MDT. Miftahul Ulum Bakid mendapat kunjungan Kasi PD. Pontren Lumajang

Kamis (2/12) Madrasah Diniyah Takmiliyah Miftahul Ulum Banyuputih Kidul kedatangan tamu dari kemenag. Yakni Dr. KH M. Mustain M.Pd, selaku Kasi PD. Pontren Kabupaten Lumajang yang didampingi oleh Abdul Wahid. Beliau tiba di halamanĀ  Madrasah Diniyah Miftahul Ulum tepat jam 10:00 WIB.

“Selain untuk memantau berjalannya Madrasah Diniyah disini, kami juga hendak melaksanakan survei MCK (Mandi, Cuci dan Kakus) yang merupakan program dari pemerintah.” Kata Abah Mustain, sapaan akrab Dr. KH Mustain M.Pd, MCK sendiri adalah fasilitas mandi yang merupakan bantuan dari pemerintah. Dan memang sudah dibangun sebuah bangunan MCK yang kurang lebih terdiri dari 10 kamar mandi.

Di kantor Madin, Kepala Madrasah Diniyah Ula, Moehamad Thayyib M.Pd.I dan Kepala Madin Wustha, Muhammad Muhyi S.Pd telah siap menunggu kedatangan tamu dari Kemenag ini. Lalu berkenaan dengan MCK, Taufiq, selaku Ketua Bidang Sarana prasarana PP. Miftahul Ulum turut bergabung beberapa saat kemudian.

“Madin Miftahul Ulum ini, baik tingkat Ula, Wustha dan Ulya menjadi satu kesatuan yang tidak berpisahkan. Satu sama lain berkolaborasi saling membantu demi tercapainya visi misi masing-masing lembaga. Untuk yang tingkat Ula, lebih ditekankan kepada Nahwiyah-Shorfiyah. Adapun tingkat Wustha, fokus terhadap pemahaman dalam membaca kitab kuning. Kemudian saat di tingkat Ulya baru diterapkan sebuah pengembangan yang berupa pembuatan karya”. Kata Pak Thayyib menjawab pertanyaan Abah Mustain perihal Madin Miftahul Ulum.

Abah Mustain juga mewanti-wanti bahwa akhir-akhir ini banyak madrasah-madrasah yang berbasis Wahabi. Sehingga kata beliau “Saya sangat berharap Miftahul Ulum Bakid ini menjadi tameng yang kuat untuk pertahanan ahlussunnah wal jama’ah di tengah banyaknya gempuran dari luar akidah ahlus sunnah”.

Menanggapi pernyataan kasi PD. Pontren tersebut, Muhammad Muhyi S.Pd.I berkata: “Selain menguatkan akidah para santri madrasah, nanti lulusan Madin Ulya juga akan ditugaskan ke pelosok-pelosok desa. Demi teguhnya akidah ahlussunnah wal jamaah an-Nahdhiyah di seluruh pelosok negeri”. 

Memang seharusnya kita tidak hanya menunggu bola melainkan juga menjemput bola, meneguhkan aqidah ahlussunnah wal jamaah an-Nahdhiyah ke seluruh pelosok negeri.